Sial..
Kami belum kalah. Cuma peluru kami yang habis. Semangat masih ada.
Amunisi terbatas, kau semakin beringas. Percuma memang, tapi kau sudah meretas dalam telur yang siap kami tetas. Pada suatu hari yang tanpa batas. Tanpa bermaksud ingin membalas. Kami bangkit dari tamparanmu yang luar biasa keras. Terasa panas. Dan mengulurkan tangan. Itu masalahmu, kami cuma mau berteman. Andaikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
suddenly, it came to me,
ReplyDeletea potent dosage of reality,
I saw myself in the broad daylight
and it made me think about 'your blog'
haha
i'm lookin' in