Melaju dengan kecepatan yang tidak biasa, terlalu lambat. Sapuan angin bercampur gerimis, membatasi jarak pandang. Rasa kantuk menyerang. Berusaha terjaga. Berusaha berdiri tegak selayaknya pria. Mencari celah diantara lusinan lubang ciptaan cuaca dan tekanan pada jalurku. Saat lalu, selalu rangkulmu dibalik punggungku.Aku rindu kau manisku..
72 jam sudah aku rasa sesak. Rasaku tak tertebak. Berjumpa sahabat aku terbahak. Kemudian saatnya tiba, oleh air mata aku tersedak. Inikah rasanya terdesak?
Tak pernah muncul pertanyaan baru. Hanya selalu, “Kapan kau akan datang lagi ke sampingku?”
Aku rindu kau manisku..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment