Tirai hijau bisu tertiup sayup angin tak berbau. Rebah tubuh lelah dan layu. Secuil kantuk menyapu. Pandangku tak bertemu cahaya hidup.
Kerikil berdesak di udara. Halangi warna cinta dan benci. Warna kasat mata. Hanya riak ribut sesekali. Sesekali yang berulang-ulang kali.
Ornamen berlebihan?
Atau miskin keteraturan?
No comments:
Post a Comment